1.2.14

Love Stuck/Stuck Love(?) - Bagian 1

Nasib aku teh gimana pisan lah, sekian lama ngeblog tak ada yang baca, tak ada yang komen.. eh engga apa-apa deh iseng-iseng doang lagian akumahhhh ahahaha.. sekarang mau ngeshare terusan "love stuck'/"stuck love" ah, gasuka sama judulnya temen aku "Meitrie" yang ngasih judul.. pokonya yg waktu itu aku share prolognya, sekarang bagian satunya =) Maaf kalau terlalu pendek dan terlalu monoton dan garame, hanya mencoba :v wth~ cek it out

“Bagian Satu”
Reva berjalan kearah kelas XII-IPA-3, tepat saat bel ia duduk di bangkunya, semester pertama di kelas duabelas ini akan segera berakhir. Reva disukai teman-temannya di sekolah karena kepintaran dan kebaikan Reva, tetapi sampai saat ini sudah hampir 3 tahun Reva bersekolah Reva masih belum punya teman dekat ataupun sahabat. Hanya teman-teman biasa yang ada disekitarnya.
UAS sudah dilewati Reva dengan tenangnya, semester baru telah dimulai. Pagi itu di sekolah Reva bertubrukan dengan seorang gadis ‘cantik banget. Kulitnya putih pucat, rambutnya hitam halus, dan bibirnya merah’ batin Reva. Reva sedang terburu-buru karena tidak tahan ingin ke toilet “aduh, maaf ya!” kata Reva, gadis itu hanya tersenyum. Saat masuk kelas Reva melihat gadis yang barusan bertubrukan dengannya ada di depan kelas. Gadis itu memperkenalkan dirinya seperti anak baru biasa “perkenalkan nama saya Aleta” katanya dengan gugup.

Sesaat Reva merasa sesak tetapi sesak itu sesaat hilang saat anak baru itu duduk disebelahnya-karena bangku yang kosong cuman sebelahnya si Reva-, “hai, namaku Aleta” saat mendengar nama ‘Aleta’ Reva merasa sesak lagi, tetapi ia mengabaikan sesaknya dan membalas sapaan Aleta “hai, aku Reva”, “aku pindah ke sekolah ini karena disekolah yang lama orangtuaku tidak terlalu sanggup membiayai uang sekolahku, padahal... sebentar lagi akan lulus” Aleta bercerita pada Reva sambil tersenyum. Dalam sekejap Reva dan Aleta menjadi sangat akrab. Saat pulang hatinya mulai sesak lagi saat berlambaian tangan dengan Aleta ‘Sesak’ batin Reva.
Apa yang terjadi pada Reva ia merasa sangat sesak saat bertemu dengan teman barunya itu, ia merasa ada suatu hubungan tidak jelas antara dirinya dengan Aleta anak baru itu, Reva mencoba melupakan itu tapi ia sangat penasaran kenapa hal ini terjadi padanya.ia mencoba merenungkannya, lalu tiba-tiba ia teringat dengan Zain. ‘Zain! bulan depan ia akan pindah kembali ke sini’ batin Reva seakan lupa pada kesesakannya dengan Aleta.
Reva sangat senang memikirkan Zain yang sebentar lagi akan pindah kembali lagi ke kompleknya, dalam satu tahun lebih Reva tidak pernah mendengar kabar dari Zain. [Kenapa? Padahal sekarang zaman sudah canggih, media sosial sudah sangat gampang, mengapa mereka tidak berbagi kabar satu sama lain?] sebenarnya Reva sudah sering mencoba menghubungi Zain ia mengirimi sms pada Zain, bertanya kabar, mengabari Zain kabar dirinya. Tetapi tidak ada balasan dari Zain. Reva mencoba menelefon Zain tetapi hapenya selalu tidak bisa ditelefon, Reva hanya pasrah dan menunggu Zain pindah kembali ke komplek lamanya.
Disekolah. Reva dan Aleta sedang berjalan menuju kantin, wajah kedua gadis itu terlihat sedang sangat senang. Mereka memulai percakapan yang dimuai dari Aleta “Va, muka kamu kelihatannya lagi seneng banget deh! Ada apa sih? Cerita dong!”, “ah engga biasa aja, muka kamu juga keliatannya lagi seneng banget kamu aja deh yang cerita”, “iyasih emang aku lagi seneng banget, aku boleh cerita ga nih?, “boleh lah masa iya gaboleh, orang akunya juga penasaran. Apa ih cepet cerita deh!” Aleta pun mulai bercerita pada Reva “kan gini Va, aku tuh punya pacar tapi sekitar setahun yang lalu dia pindah ke luar kota, terus aku jadi LDR-eldeer-an gitu sama dia, iya sih aku dan dia tuh gapernah lost contact-hilanghubungan- selama setahun lebih ini, dia juga selalu ngabarin aku tentang dia disana. Dan terakhir dia ngabarin aku katanya sebulan lagi dia bakal balik kesini. Aku tuh udah kangen banget sama dia, udah setahun lebih ga ketemu dia, aku selalu setia nunggu dia dan aku seneng banget bentar lagi aku bakal ngeliat wajah dia lagi” mendengar hal tersebut Reva langsung terkejut dan ia mulai berbasa-basi–sambil tertawa-“masa iya? Emang disana dia ga selingkuh ya?”. Reva menyadari bahwa cerita Aleta mirip dengan ceritanya namun bedanya hanya dengan status, kalau Aleta berpacaran dengan orang tersebut, sedangkan Reva hanya berteman dengan orang tersebut.
«««
Reva bercerita pada Aleta tentang mengapa ia merasa senang, yang notabene nya cerita itu hampir sama dengan cerita Aleta “Al sebenernya, aku juga lagi seneng tau. Ga cuman kamu doang yang bisa seneng. Aku tuh punya tetangga, aku sayang banget sama dia tapi dia bukan pacar aku. Kita tuh waktu sd deket banget, tapi pas kita udah besar udah jadi anak SMA kita tuh mulai melupakan satu sama lain, soalnya aku sama dia tuh udah mementingkan hidup masing-masing gitu. Tapi suatu saat kita sempet deket lagi, itu sekitar setahun yang lalu. Kita jadi sering ngobrol, aku seneng banget bisa deket sama dia lagi. Tapi... dia ternyata bakal pindah ke luar kota, aku sedih banget dia baru ngasih tau aku beberapa menit sebelum dia berangkat. Tapi aku terima aja soalnya dia bilang dia bakal balik lagi kesini. Dan aku inget banget dia akan balik lagi ke sini kalau udah satu setengah tahun berlalu, dan sekarang ini udah hampir satu setengah tahun, bulan depan dia pasti bakal balik lagi kesini. Aku gatau pasti dia balik lagi atau engga, aku coba untuk berfikir positif dan yakin kalo dia bakal balik lagi bulan depan insting-ku ga pernah salah”, “kenapa kamu ga tanya dia aja?” Aleta memberi Reva saran. “aku udah lost contact sama dia, kayanya dia ganti nomer hape tapi dia ga ngabarin aku” Reva menjawab dengan murung. “udah tenang aja, dia bakal balik lagi ko bulan depan, kan insting kamu ga pernah salah” hibur Aleta.
Sekarang Reva dan Aleta sudah benar-benar dekat bak dua sejoli yang tak bisa dipisahkan, mereka selalu berdua setiap saat, padahal itu baru dua minggu dari saat Aleta pindah ke sekolah yang sama dengan Reva. Suatu saat Reva main ke rumah Aleta, disana mereka berdua bercerita tentang kehidupan masing-masing. Reva bercerita bahwa di kompleknya dia mempunyai teman-teman yang baik dan sangat bersahabat dengannya, dia juga bercerita kalau setiap pulang sekolah dia selalu berkumpul dengan teman-teman kompleknya itu, khususnya malam minggu. “tiap malem minggu juga aku selalu kumpul bareng mereka”, “emangnya temen-temen kamu yang laki-laki ga pada ngapel ke rumah pacarnya apa?” tanya Aleta “engga, kita semua tuh JOMBLO tau, eh maksud aku SINGLE deng. Kita lebih seneng ngabisin waktu kita untuk main bareng temen dibanding mikirin hal-hal yang ada hubungannya dengan suka, cinta, pacaran, kekasih, sakit hati, putus, dlldanlain-lain–, aduh kayanya aku berlebihan deh, mereka ada yang punya pacar kok, tapi kadang-kadang mereka yang punya pacar nyempetin main sama aku dan yang lain dulu baru pada malem mingguan sama pacarnya masing-masing”, “sumpah kayanya jadi kamu enak banget deh, coba aku!, kenal sih iya sama tetangga, tapi gapernah main satu sama lain, kamu liat sendiri kan? rumah aku tepat di samping jalan raya, jadi aku bukan anak komplek-an kaya kamu, udah gapunya temen main, pacar aku jauh lagi sedih banget deh pokonya” kata Aleta sambil memanyunkan bibirnya yang merah itu, “tapi, sekarang aku seneng banget ketemu sama kamu, kamu temen baik aku yang pertama Va” kata Aleta dengan ekspresi senang “kapan-kapan kamu main ke rumah aku ya, aku bakal kenalin kamu ke temen-temen aku yang ada disana” kata Reva dengan mata berbinar.
Kebesokan harinya Reva mengajak Aleta untuk main ke rumahnya “Al, main ke rumah ku ya hari ini, please aku udah janjian nih sama temen-temen aku yang disana, aku mau ngenalin kamu sama mereka. Jadi kita bisa ngobrol-ngobrol bareng” Pinta Reva dengan penuh harap, “iya, iya aku main ke rumah kamu deh” ‘Tenonet-Tenonet-Tenonet~‘[bunyi belnya unik banget] bel masuk berbunyi, “Masuk kelas yu Va” Mereka berdua-pun masuk ke kelas untuk memulai pelajaran.
Jam sudah menunjukan waktunya bubar sekolah, bel-pun berbunyi “Tenonet~Tenonet~” seketika setiap kelas menjadi sangat ribut dan ramai, dan seketika pula kelas menjadi kosong. Tetapi tidak untuk kelas XII-IPA-3 karena masih ada Reva dan Aleta yang masih bersiap-siap untuk pulang “Aleta, jadi kan ke rumah aku!?” tanya Reva dengan nada tinggi, “jadi dong, kan kamu udah janji mau ngenalin aku sama temen-temen kamu yang ada di komplek kamu”
«««
Mereka, berjalan keluar dari gerbang sekolah. Lalu mereka menaiki angkot. Di dalam angkot mereka sedikit berbincang, “Reva, ke rumah kamu berapa kali naik angkot memangnya?”, “hanya dua kali ko Al, tenang aja ongkosnya aku yang bayarin”, “Makasih ya Va, aku seneng banget kamu mau ngenalin akau sama temen-temen kamu yang lain”, “iya sama-sama, gausah formal banget deh lebay tau” mereka berdua tertawa di dalam angkot. Angkot kedua telah mereka naiki dan mereka turun di depan komlek ‘Duta Regency Permai’[kayanya familiar tuh namanya]. Untuk kedua-kalinya mereka melangkahkan lagi kaki mereka, mereka melangkah memasuki komplek tersebut, “walaupun komplek ini tidak sebagus komplek-komplek lainnya dalam tanda kutip ‘komplek lain memiliki jalan yang mulus, sedangkan komplek ini tidak, komplek lain setiap rumahnya hampir sama, sedangkan disini tiap rumahnya berbeda-beda, komplek lain rumahnya besar-besar, sedangkan di komplek ini biasa saja’ komplek ini tetap komplek terbaik bagiku, karena semua disini solidaritasnya tinggi, sesama tetangganya kami saling menolong dan membantu, kami juga selalu bermain bersama” Reva menjelaskan dengan nada rendah, “iya, aku tahu” jawab Aleta singkat.
Di depan rumah Abam, rega, isei dan Hana sedang mengobrol dan berkumpul bareng, mereka menunggu Reva yang akan mengenalkan teman barunya pada mereka. “hai semua..” sapa Reva, lalu mengenalkan Aleta pada semuanya “Temen-temen, kenalin ini Aleta temen se-kelasku yang baru”, “S-Selamat sore, kenal-kan aku Aleta, aku teman baru dari Reva” Aleta memperkenalkan diri dengan gugup. Semua menyambut Aleta dengan senang “aku Rega” Rega memperkenalkan diri diteruskan oleh Hana, “aku Hana”, “kalau aku Isei, cowo paling ganteng sekomplek ini” kata Isei dengan gayanya yang selangit. ‘kenapa Abam tidak memperkenalkan diri’ batin Reva. Ternyata Abam sedang terkaget Ia mengingat sesuatu yang sangat penting yang ada hubungannya dengan Aleta, dalam batin-nya Abam berfikir “Aleta?! Aku yakin aku pernah mendengar nama itu” Abam semakin berfikir keras untuk mengingat suatu hal penting tersebut “A-Le-Ta.... sekarang aku ingat Aleta itu nama yang aku baca di hape Zain satu setengah tahun yang lalu, sepertinya dia pacarnya Zain. aku harus bertanya, tapi... aku tak bisa bertanya sekarang semua pasti akan kaget” Abam bergumam dalam batin-nya. “hai, kenalin aku Abam. aku yang punya rumah ini” Abam-pun mengenalkan dirinya pada Aleta “Aleta, aku boleh minta nomer hape kamu ga?” tanya Abam, Reva langsung menyela “idih, buat apa bam? Aleta udah punya pacar tau, jangan ganggu deh nanti kamu dibilang PHO-pehao- loh”, “idih, siapa juga yang mau ganggu, orang cuman buat jaga-jaga aja sih, boleh ya Aleta Please..” pinta Abam dengan mimik muka memelas, “iya, boleh kok” jawab Aleta sambil tersenyum.
Mereka berenam berbincang tentang kehidupan masing-masing di sekolah, mereka berbincang sangat lama karena sangking keasikan, tanpa disadari hari sudah sangat sore. Aleta harus pulang, tetapi hari mulai gelap mungkin di depan angkot sudah jarang. Lalu Reva bingung bagaimana Aleta pulang, Reva-pun punya ide dan ia langsung meminta Rega untuk mengantar teman-nya itu “Rega... anter Aleta naik motor ya! Please, ga jauh-jauh amet kok dari sini!” Rega langsung menuruti permintaan teman kecilnya itu,-Rega memang selalu menuruti semua permintaan dari Reva-. Rega pun mengantar Aleta sampai rumahnya.
Saat Aleta sampai di rumah ia menerima pesan dari nomor yang tidak dikenal ‘Aleta, ini Abam teman dari Reva yang barusan meminta nomormu, sebenarnya aku ingin bertanya, apakah kamu punya pacar atau tidak?’ Aleta langsung membalas sms itu dengan singkat ‘ya, aku punya’ dalam sekejap balasan dari nomor abam datang ‘bolehkah aku tahu siapa nama pacarmu?’, Aleta membalas ‘untuk apa?’, ‘aku hanya ingin tahun saja, tolong beri tahu aku ya’, ‘nama pacar-ku Zain’. Abam terkejut saat membaca sms balasan dari Aleta, dan mengirimi sms lagi pada Aleta ‘oke, terimakasih Aleta, aku akan memberitahu-mu sesuatu kalau waktunya sudah tepat, maaf telah mengganggu-mu, selamat malam’.
«««
Abam masih menyimpan semua rahasia yang ia tahu, bahwa Aleta adalah pacar dari Zain yang notabesenya orang yang sudah lama Reva sukai, dan sekarang Reva berteman baik dengan Aleta. Apa yang akan terjadi bila Reva tahu bahwa Aleta adalah pacar dari Zain. Reva pasti akan terkejut dan sakit hati. Abam tidak tega pada Reva jadi Abam hanya menyimpan seluruh rahasia itu, tadinya Abam berniat utuk memberitahu teman yang lain-nya. Tapi Abam teringat akan janji Zain, dia akan kembali dalam setengah tahun, “dan sekarang sudah setengah tahun” batin Abam. Moment~
«««
Aleta merasa penasaran mengapa Abam bertanya tentang pacarnya, Aleta mencoba melupakannya karena Abam bilang ‘aku akan memberitahu-mu sesuatu kalau waktunya sudah tepat’. Reva dan Aleta sekarang masih menunggu kedatangan Zain yang sebentar-lagi akan kembali, mereka berdua masih belum tahu kalau mereka menunggu orang yang sama.
Malam itu Reva merasa sangat sesak, dia terus memikirkan Zain-orang yang ia sayangi-, Reva hanya bisa berharap dan berdoa agar Zain cepat kembali. Reva sedikit merasa sedih, kenapa teman kecilnya itu tidak pernah memberinya kabar. Yang harus Reva lakukan hanyalah menunggunya.
-Bagian Satu End-




Terimakasih sudah membaca ‘bagian satu’. Mohon maaf kalau ceritanya melantur kemana-saja, karena aku punya banyak ide untuk cerita ini tetapi tidak bisa menuliskan ide-ku ke dalam kata-kata dengan baik dan benar, ceritanya menjadi garing. Maaf ya sekali lagi, semoga cerita ini dapat kalian baca dengan senang, maaf ya bagian sedih nya belum ada. Ceritanya terlalu melantur kemana-mana. Arrigatougozaimasu~

6 comments:

  1. Bagian 2 nya dong tolong di post, rame banget!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah di post bagian 2 nya :") harus baca.. siapa pun ini koment lg pelisss... :D

      Delete
  2. Siapa lah itu yg komen? ada yg baca juga ternyata ... ini mmau di post yg bagian 2 nya :D

    ReplyDelete
  3. bagus sekali, lanjutkan (y)

    *SBY mode om

    ReplyDelete