Sekarang aku akan ngepost karangan(fiction) baru, eh udah lama deng. tapi aku gatau judulnya... apaya judulnya?? "Stuck Love" aja deh! owkay....
Genre : Romance, Drama, Childhood, Neighboor, SadStory.
Main Character : Reva & Zain
Other Character : Abam, Rega, Aleta, Hana, Isei
Author/Pengarang : Laika
Theme : Short Fiction
-Prolog-
Reva dan
Zain berteman sejak kecil tetapi mereka sekarang sudah beranjak dewasa dan
saling melupakan satu sama lain, sekarang mereka sudah kelas XI-baca:sebelas-
SMA, bukan lagi anak kelas 3 SD yang suka bermain bersama. Mereka mulai
mempunya kepentingannya masing-masing.
Sejak Dahulu
Reva sangat menyukai Zain, tetapi Zain memiliki kekasih, Zain sangat menyayangi
kekasihnya itu. Dilain pihak Reva sangat menyukai Zain.Tetapi Reva tidak tahu
bahwa Zain sudah mempunyai kekasih.
«««
Dulu Reva
& Zain hampir tidak pernah mengobrol satu sama lain. Sampai, suatu saat Reva
pulang sekolah melewati rumah Abam-teman dekat zain-, dan Abam memanggil Reva “Rev!! Reva Sini deh!” lalu Reva pun
menuju rumah Abam & tiba-tiba Zain datang lalu duduk di sebelah Reva. Zain
menyapa Abam “oy Bam” lalu dia menyapa Reva
juga “ eh, Reva” & Reva hanya tersenyum gugup.
Reva sangat
gemetar karena ada Zain disebelahnya, sampai Rega datang dan menyapa “Hai kawan-kawan!”,
“sedang ngumpul nih?, kok tumben Reva ikut ngumpul?” tanya rega sambil
bercanda. Karena dulu Reva dan Rega dekat, Reva tidak pernah merasa canggung
dan langsung menjawab “suka-suka dong, sesekali aku mau main bareng kalian”.
Tiba-tiba Isei keluar dari rumah Abam dan berkata “Ada apa ini ribut-ribut?,
aku jadi terbangun” lalu Isei menyadari kalau ada Reva dan Iseipun menyapa Reva
”Oh ada Reva... Hai apa kabar?” Reva menjawab Isei dengan senyumnya yang khas
“baik-baik saja kok”
Saat itu
Reva belum tau kalau Zain sudah punya pacar, sampai Reva memperhatikan Zain yang terus memegang
hape & seperti sedang SMS-an. Tiba-tiba Abam bertanya pada Zain“SMS-an sama
siapa sih lu in, serius banget mandangin hape?” lalu Abam merebut hape Zain
& membaca SMS yang ada di hape Zain “ ’[tulisan
di sms hp Zain ‘to: Aleta’ tapi sama Abam ga dibaca], I love you’ cie!!...
in punya pacar ga bilang-bilang lo”, dengan muka kesal Zain merebut kebali
hapenya dan berkata “mau apa sih kamu?, bisanya ngacau aja!!”. karena kejadian itu Reva sangat kaget dan
tiba-tiba tidak enak hati.
Saat itu
juga Reva merasa perasaannya sangat tidak enak dan kacau, karena perasaannya
tidak enak Reva menyuruh Hana tetangganya datang ke rumah Abam untuk
menemaninya(agar dapat menenangkan Reva bilamana terjadi hal-hal yang bisa
menyesakan hati Reva), tak lama Hana pun datang ke rumah Abam. Lalu mereka
Reva, Zain, Abam, Isei, Rega dan Hana, bermain dan berbincang bersama. Hari
mulai sore satu per satu orang mulai pulang, lalu Reva pun pamit pulang dan
berkata pada Abam “Besok aku akan kesini
lagi” Abam menjawab sambil tersenyum “Ya, datanglah kapanpun” Reva pun
tersenyum pada Abam dengan senyuman khasnya, dan langsung pulang ke rumahnya.
«««
Keesokan
harinya Zain sedang nongkrong di depan rumah Abam bersama Abam, lalu Reva &
Hana datang. Hana langsung duduk disebelah Zain tetapi Reva malah berdiri jauh
dari mereka bertiga, Reva masih memikirkan kejadia Kemarin “Apakah Zain
benar-benar punya pacar?” batin Reva. Tiba-tiba Hana memanggil Reva “Reva
sini!”, “Ya” jawab Reva sambil menghampiri mereka bertiga. “duduk sini, Rev!”
suruh hana sambil menunjuk tempat kosong disebelah Zain, lalu Reva hanya
menatap tempat itu dan pergi duduk di sebelah Abam.
“Hei! Hei..
kenapa kau duduk disitu Reva??” tanya Hana dengan nada tinggi, “aku hanya ingin
duduk dekat Abam” jawab Reva sambil tersenyum lalu Abam tertawa. Tiba-tiba Rega
datang dan duduk di antara Abam & Reva, lalu Rega merangkul Abam & Reva
sambil berkata “Hai kawan!” lalu mimik muka Rega berubah murung sambil berkata
“aku putus dengan pacarku” lalu Rega bersender pada Reva. “Hei, hei.. kamu
kenapa sih?” tanya Reva, Rega tetap diam & murung, “Sudah, sudah! Tak apa,
dalam sekejap kau akan menemukan pengganti mantan pacar-mu itu” kata Reva
sambil tersenyum dengan senyuman khasnya, Rega terdiam beberapa saat dan
memandang Reva, iapun balik terseyum pada Reva.
Karena
cerita dari Rega, Abam pun tanpa berfikir langsung berbicara suatu hal yang
membuat terkejut semuanya “Sepertinya disini yang langgeng hanya Aku dan Zain
deh”. “memangnya kau punya pacar?!” tanya Hana dengan nada meremehkan pada Abam
“PUNYA DONG!” jawab Abam tanpa ragu-ragu, “siapa tuh?” tanya Hana lagi, “Nikita
Willy my princess!” jawaban Abam membuat semuanya tertawa. Karena penasaran
Reva memberanikan diri bertanya pada Zain “Zain! Kamu sudah berapa lama
pacaran?” semuanya terdiam penasaran, dengan sangat gugup Zain pun menjawab
pertanyaan Reva “A-Aku pacaran dengan Leta sudah dari 3 tahun yang lalu...”
semuanya sangat kaget mendengar jawaban Zain, Reva sampai bengong sendiri. Karena
tidak percaya, Rega langsung bertanya pada Zain “Hah! Kamu serius in?”, Zain
menjawab “ya! aku sangat serius, Aku akann--!” Abam langsung menyela “Awas loh
kalau sampai putus! Berati kamu tidak serius” lalu Hana, Rega, dan Abam
tertawa, tetapi Reva dan Zain hanya terdiam.
«««
“Hahahahaha”
suara tawa Hana, Rega dan Abam terngiang di telinga Zain, Zain merasa sangat
emosi karena mereka seperti meremehkan hubungannya denga kekasihnya. Dengan
tiba-tiba Zain berdiri dengan mimik muka sangat marah, iapun pergi dari rumah
Abam. Semua terkaget, Lalu Abam memanggil Zain “In, Zain! Mau kemana lo? Aduh
gitu aja ko marah?!”
Reva semakin
terdiam, “Rev, kamu kenapa?” tanya Hana, lalu yang lain pun menyusul bertanya
pada Reva “Reva, kamu kenapa?” karena ditanya terus Reva tiba-tiba meneteskan
airmata, semua menenangkan Reva, semuanya pun terbingung. Hana berbisik pada
Rega “... Kau dekat sekali dengan Reva kan? Coba kau tanya padanya kenapa ia
menangis! Aku dan Abam akan menunggu disana....” lalu Hana dan Abam pergi
menjauh, Rega pun mulai bertanya pada Reva saat Reva mulai sedikit tenang.
Moment~
Rega
menghampiri Hana dan Abam yang sedang menunggu, sedangkan Reva pergi dari rumah
Abam. “Apa katanya?” tanya Abam dan Hana penasaran, Rega pun menjawab dengan
muka murung “bagaimana ya, sebenarnya Reva menyukai Zain”. Hana dan Abam ber-ekspresi
kaget, “Beneran?” tanya Abam, “kata Reva tadi sih gitu” jawab Rega. “Jadi, Reva
nangis karena cemburu kalau Zain sudah punya pacar, dan sudah pacaran 3 tahun
lamanya?” tanya Hana memastikan, “Ya!” jawab Rega singkat, “memang sejak kapan
Reva menyukai Zain?” tanya Hana.
“Sejak kelas
4 SD Reva mulai menyukai Zain” kata Rega, “berati Reva sudah menyukai Zain
selama 7 tahun?!” tanya Hana dengan nada tinggi. “ya, tepat sekali!” kata Rega.
“Jangan beri tahu Zain tentang semua ini!” kata Abam, “Kenapa?!” tanya Rega dan
Hana “Instingku mengatakan, sebaiknya Zain tidak usah tau!” jawab Abam dengan
nada tinggi. Hari pun mulai ber-lalu, mereka berlima jadi jarang kumpul bersama
seperti dulu lagi, karena kejadian tersebut.
«««
‘tolong datang ke rumah Abam ya!’
Zain
mengirimi teman-temannya sms. Semua pun datang ke rumah Abam, kecuali Reva,
karena saat itu Reva sedang ada di luar kota karena suatu urusan.
Reva membaca
sms dari Zain, sekarang ia sedang tidak mau memikirkan hal-hal yang ada
hubungannya dengan Zain. Reva terlalu capai dan sakit hati untuk memikirkan
hal-hal tentang Zain-yang saat ini telah memiliki
kekasih-.
Saat
semuanya sudah berkumpul di rumah Abam, Zain mulai bercerita pada semuanya.
“teman-teman, dua minggu lagi aku akan pindah rumah ke kota yang sangat jauh.
Ayahku ditugaskan dinas ke sana selama satu setengah tahun, aku dan keluargaku
harus ikut, aku hanya ingin pamit pada kalian. Aku sungguh sedih karena harus
pergi dari kalian semua, aku harap kalian tidak akan melupakanku aku akan
kembali lagi kesini kalau tugas ayahku sudah selesai”. Keadan sangat hening
saat Zain selesai bercerita ekspresi mereka berlima sangat tidak karuan, abam
mencoba untuk memecah keheningan itu “tenang aja In, aku gabakal lupa kamu kok satu
setengah tahun mah galama kita bakal nunggu kamu, tapi kalo kamu pergi gaada
yang tiap hari nongkrong di rumah aku lagi dong, hahaha” Hana melanjutkan
sambil tersenyum “iya In tenang aja, baik-baik ya disana harus temuin temen
baru yang baik kaya kita!”. “In lama banget pindahnya bisa-bisa aku mati
gara-gara kangen kamu, kamu gausah ikut ayah kamu dines deh kamu tinggal aja di
rumah aku” kata Rega, “iya In lama banget tau” tambah Isei, Zain langsung
menjawab “aku akan kembali kok, pokonya yang penting kalian jangan sampe ngelupain
aku!”
Sore itu
mereka menghabisakan waktu dengan mengobrol dan becanda bersama.
«««
Reva belum
tahu bahwa orang yang ia sayangi dua minggu lagi akan pergi, pergi untuk waktu
yang lama. Reva masih tidak ingin memikirkan Zain, ia masih sakit hati karena
kejadian waktu itu.
Sekarang
Reva sudah pulang dari luar kota. Saat Reva sedang istirahat membaringkan
tubuhnya di tempat tidur, ia mulai melihat sms Zain yang lalu ‘tolong datang ke
rumah Abam ya!’ “apa yang dibutuhhkan Zain sampai-sampai menyuruhku ke rumah
Abam?” batin Reva. Reva sangat penasaran iapun membalas sms Zain yang sudah
lama itu. Zain sedang berbaring di tempat tidurnya dan merasa gelisah karena
harus berpisah dengan teman-temannya, tiba-tiba hapenya berbunyi. ia membaca
sms dari Reva ‘ada apa? Apa kau membutuhkanku?’ Zain tidak membalas sms itu
lalu kembali berbaring di tempat tidurnya karena merasa lelah.
Satu minggu
lewat 6 hari sudah berlalu, sehari lagi Zain harus pergi. Barang-barang
pindahannya sudah sangat siap, tapi hati Zain belum siap untuk pindah. Dan
sampai saat itupun Reva sama sekali belum tau kalau Zain akan berpindah rumah.
Esok harinya
Zain akan berangkat, tiba-tiba Zain teringat pada Reva. Iapun ke rumah Reva
untuk berpamitan, saat di depan rumah Reva, Zainpun memanggil Reva “Reva..!”
Reva tau betul itu suara Zain, dia masih sangat tidak ingin melihat Zain,
tetapi ia juga penasaran kenapa Zain ingin bertemu dengannya, Reva sempat berfikir
bahwa Zain ingin menemuinya karena Zain suka padanya.Reva pun keluar untuk
menemui Zain, “ya ada apa Zain mecariku?” tanya Reva, Zainpun berkata “aku akan
pindah rumah ke kota yang sangat jauh, karena urusan kerja Ayah-ku, aku hanya
ingin pamit padamu” Reva sangat terkejut karena ia benar-benar baru tahu kalau
Zain akan pindah. Lalu Reva bertanya lagi pada Zain “Oh, kapan kau akan
berangkat?” “sekarang juga aku akan berangkat” zainpun pergi. Reva belum sempat
berkata apa-apa lagi dan ia terlalu sedih karena Zain akan pergi darinya. Reva
pun masuk kerumahnya dan mengurung diri di kamarnya lalu ia berfikir sejenak
dalam hati.
“aku sangat
sedih, kenapa Zain harus pergi secepat ini, baru-baru ini kami berdua sangat
dekat kami sering mengobrol dan bermain bersama, aku baru tahu kalau dia orang
yang sangat ramah. Aku tak bisa kehilangan dirinya sekarang. Mungkin waktu itu
aku sangat egois, aku tidak terima bahwa Zain punya kekasih, padahal aku bisa
berteman baik dengannya, aku harusnya bisa melupakan impianku menjadi
kekasihnya tetapi hatiku tidak bisa menerima itu semua, mungkin kalian berfikir
aku terlalu melebih-lebihkan ini, Zain bukan siapa-siapaku tapi aku
menyayanginya, mencintainya, aku menyukainya, aku sudah lama menyukainya, aku
sangat tidak terima Zain punya kekasih,telebih lagi Zain serius pada kekasihnya
itu membuatku semakin sedih, mengapa mereka tidak ada yang mengerti pada diriku”
itulah yang ada di batin Reva.
Setelah
berfikir seperti itu tubuh Reva bergerak dengan sendirinya, ia keluar rumah dan
melihat Zain akan masuk ke mobil untuk berangkat. Reva berlari ke arah Zain dan
memeluk Zain, itu membuat Zain sangat kaget ia tidak membalas pelukan Reva dan
tidak menolak pula pelukan tersebut. Zain terdiam membiarkan Reva memeluknya.
Zain hanya berfikir ‘mungkin anak ini tak rela teman baiknya akan pindah rumah’,
lalu Reva menangis sambil memeluk erat Zain, saat itu Zain melepaskan tangan
Reva yang memeluknya dan berkata “jangan sedih aku akan kembali lagi, aku hanya
akan pindah sementara, aku akan kembali satu setengah tahun lagi” Zain-pun
masuk ke mobilnya dan melambaikan tangannya pada teman-temannya, Zain
meneteskan setetes air mata di mata sebelah kirinya. Moment~
«««
Semua
teman-temannya sangat sedih, Reva dan Abam menangis tanpa henti. Yang
dibingungkan kenapa mereka harus menangis mereka masih bisa berhubungan dengan
Zain lewat media sosial, jadi kenapa mereka sampai sesedih itu.
Hari-hari
terasa tidak biasa semenjak Zain pergi, tetapi beberapa bulan kemudian suasana
menjadi biasa. ~Mereka tidak akan pernah melupakan Zain~
«««
-Prolog End-
Terimakasih yang sudah Baca, terusannya akan aku post. ini belum selesai jadi tolong komen ya untuk ide-ide yang selanjutnya. yang udah baca ajakin temen-temennya baca juga ya, sepi banget sih blog aku.. haha iyasih blognya butut gini =)) Goodbye =)
No comments:
Post a Comment