15.1.18

cry

malam itu aku merapihkan kamarku dan menemukan surat yang sudah lama hilang, surat yang aku tulis untuk kakak kelasku. setelah kubaca surat itu aku tertawa kecil lalu tertidur.

liburan sudah berakhir, sebelum aku berangkat ke sekolah aku menulis surat terakhirku untuk kakak kelasku, tidak lupa tanaman bunga yang telah kutanam tiga bulan yang lalu. bunganya belum mekar, bahkan belum tumbuh sekuncupun. untungnya aku teringat, aku menanam bunga lain, saat kulihat bunga yang kutanam lebih lama dalam keadaan hampir mati. kumasukan semuanya, semua tanaman yang aku tanam untuk kakak kelasku ke dalam kotak, dan kumasukan  surat itu, surat tentang bagaimna perasaanku padanya, dan surat terakhirku tentang perasaanku yang akan mati sama seperti tanaman yang akan kuberikan padanya.

aku melangkah setengah sedih dan setengah senang ke sekolah, tapi aku tidak sampai ke sekolah. aku sampai di tempat kakak kelasku biasa nongkrong.

aku berlari masuk, aku tak berpikir apapun, aku hanya ingin bertemu kakak kelasku saat itu, aku ingin memberikan surat yang telah aku tulis dengan sepenuh hatiku.

aku berlari, berlari tanpa kendali. sampai akhirnya aku jatuh, tidak, aku hampir jatuh. tepat sebelum aku jatuh dia menggenggam tanganku, dia, kakak kelasku. rasanya hangat.

"makasih ka" aku berkata dengan senyuman kecil.

"ini buat kakak" kuserahkan surat dan tanaman yang aku bawa kepada kakak kelasku.

ia menerimanya, ia membaca suratnya dan tersenyum. bahagia, sangat bahagia yang aku rasakan
ia tidak marah, ia tidak membenciku, ia menerima surat dan tanaman yang kuberikan.

ia bertanya padaku, "apa orang tuamu tidak melarang hal ini?"

jadi alasannya tidak pernah menerimaku adalah karena dia takut akan orang tuaku? 

"tidak, untuk apa orang tuaku melarangku"

ia kembali menggenggam tangaku, lalu aku jatuh, dan terbangun

pipiku basah, aku rasa aku menangis bahagia dalam tidurku, yang lalu berubah menjadi tangis kesedihan.

No comments:

Post a Comment