1.9.20

Berkesenian =)

Aku sekarang sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir jurusan seni rupa di Institut Teknologi Bandung, sebenarnya aku senang berkarya, berkesenian, tetapi aku menyesali memasuki jurusan ini hanya karena ayahku, ingin sekali aku sekolah lagi, dengan jurusan berbeda agar aku bisa bekerja mandiri di lahan yang aku kuasai tanpa harus ayahku ikut campur dan malah memberatkanku. bukannya aku tidak ingin memanfaatkan sesuatu yang ayahku sudah miliki, tetapi ini semua membuatku tidak nyaman dan tidak bersemangat, aku hanya ingin berkesenian adalah pelarianku disaat aku stress bukannya menjadi hal membuatku stress, aku juga berpikir untuk bekerja, tetapi ayahku selalu berkata bahwa orang yang bekerja tidak akan survive, tolonglah, itu hanyalah pemikirannya, aku yang gaya hidupnya tidak seperti dia pasti akan berkecukupan, aku akan merasa cukup selama aku bisa makan, dan bisa menabung. Mindsetnya yang ia ajarkan kepadaku membuat diriku terpuruk, tidak memikirkan pekerjaan, hanya memikirkan akan berbisnis apa sedangkan aku belum berpengalaman dalam bidang bisnis, dan apa salahnya bekerja untuk orang lain. apa salahnya bekerja untuk mendapatkan uang, apakah bekerja adalah hal yang hina? aku bahkan berpikir untuk pergi dari rumah dan menyewa tempat tinggal di luar, kerja dan sembari kuliah. aku ingin menunjukan bahwa manusia juga bisa hidup tidak dengan bergelimang harta. Betapa menyesalnya diriku kuliah di jurusan seni rupa yang membuatku tidak tahu harus bekerja dimana nantinya, kecuali menjadi seniman, yang bahkan senimanpun tidak membutuhkan sekolah. setiap mata kuliah yang diajarkan seakan tidak berarti untuk masa depanku. Tuntutan ayahku bahwa ia ingin diriku menjadi seniman yang sukses juga sangat memberatkanku. AKU INGIN JADI SENIMAN YANG SUKSES, TAPI AKU JUGA HARUS SECARA FINANSIAL MANDIRI, AKU TIDAK MAU SAMPAI AKU DEWASA TERUS HIDUP DIBAWAH BAYANG-BAYANG AYAHKU. aku ingin berkarya dengan bahan-bahan hasil jerit payahku. Aku ingin bercurhat dan melepas stressku melalui berkarya, dan melalui pameran, tetapi aku juga ingin bekerja menjadi orang normal. Ya, memang dulu ini salahku selalu mendengarkan dan menuruti orangtuaku sampai-sampai tidak tahu apa yang aku inginkan dahulu. Saat mencoba berkata bahwa aku ingin masuk bahasa bahkan ayahku marah padaku, ia bilang mana bisa aku masuk bahasa. dan aku langsung menyerah begitu saja. saat aku ingin masuk DKV jurusan di fakultasku juga bahkan ia marah padaku. ia hanya memikirkan gengsinya. ia menganggap aku adalah dirinya. padahal jika aku masuk dkv dan nantinya bekerja, aku akan menabung untuk kehidupanku. aku tidak akan bergitu saja berfoya-foya dengan apa yang aku hasilkan. karena aku tahu bahwa tidak selamanya aku akan memiliki pekerjaan tersebut. maaf kawan-kawan sudah magrib mungkin ceritaku cukup sampai sini dulu. besok-besok aku akan cerita lagi, banyak hal yang terjadi tahun 2020 ini. dan tahun ini adalah tahun yang sangat berat bagi semua orang, kecuali pemilik provider celluler data. karena semasa covid-19 ini semuanya membutuhkan internet, bahkan untuk sekolah.

No comments:

Post a Comment