7.1.14

Stuck Love "prolog"

Halo semua.. sekarang aku lagi dirumah Meitrie, ceritanya panjang. awalnya aku pulang jalan kaki dari SMAN15 terus pas dijalan yang deket ciwaruga ada yang manggil aku "LAIKA!!" teryataaa, yang manggil aku itu adalah teman waktu SMP, dia adalah Meitrie adiknya Siwon'suju'. terus dia ngajak bareng, tapi aku gamau soalnya aku pengen jalan supaya keringetan. tapi dalam hati aku mikir2 (cape juga jalan lewat tanjakan endog) yaudah aku ikut aja... aku suruh Mei tunggu depan tanjakan terus aku jalan dulu baru bareng dan ahirnya aku ke rumah Mei. dan dirumah Mei ada wifi jadi bisa update Blog HA HA HA~

Sekarang aku akan ngepost karangan(fiction) baru, eh udah lama deng. tapi aku gatau judulnya... apaya judulnya?? "Stuck Love" aja deh! owkay.... 

Genre : Romance, Drama, Childhood, Neighboor, SadStory.
Main Character : Reva & Zain
Other Character : Abam, Rega, Aleta, Hana, Isei
Author/Pengarang : Laika
Theme : Short Fiction

-Prolog-
Reva dan Zain berteman sejak kecil tetapi mereka sekarang sudah beranjak dewasa dan saling melupakan satu sama lain, sekarang mereka sudah kelas XI-baca:sebelas- SMA, bukan lagi anak kelas 3 SD yang suka bermain bersama. Mereka mulai mempunya kepentingannya masing-masing.
Sejak Dahulu Reva sangat menyukai Zain, tetapi Zain memiliki kekasih, Zain sangat menyayangi kekasihnya itu. Dilain pihak Reva sangat menyukai Zain.Tetapi Reva tidak tahu bahwa Zain sudah mempunyai kekasih.
«««
Dulu Reva & Zain hampir tidak pernah mengobrol satu sama lain. Sampai, suatu saat Reva pulang sekolah melewati rumah Abam-teman dekat zain-, dan Abam memanggil  Reva “Rev!! Reva Sini deh!” lalu Reva pun menuju rumah Abam & tiba-tiba Zain datang lalu duduk di sebelah Reva. Zain menyapa Abam “oy Bam” lalu dia menyapa  Reva juga “ eh, Reva” & Reva hanya tersenyum gugup.
Reva sangat gemetar karena ada Zain disebelahnya, sampai Rega datang dan menyapa “Hai kawan-kawan!”, “sedang ngumpul nih?, kok tumben Reva ikut ngumpul?” tanya rega sambil bercanda. Karena dulu Reva dan Rega dekat, Reva tidak pernah merasa canggung dan langsung menjawab “suka-suka dong, sesekali aku mau main bareng kalian”. Tiba-tiba Isei keluar dari rumah Abam dan berkata “Ada apa ini ribut-ribut?, aku jadi terbangun” lalu Isei menyadari kalau ada Reva dan Iseipun menyapa Reva ”Oh ada Reva... Hai apa kabar?” Reva menjawab Isei dengan senyumnya yang khas “baik-baik saja kok”
Saat itu Reva belum tau kalau Zain sudah punya pacar, sampai  Reva memperhatikan Zain yang terus memegang hape & seperti sedang SMS-an. Tiba-tiba Abam bertanya pada Zain“SMS-an sama siapa sih lu in, serius banget mandangin hape?” lalu Abam merebut hape Zain & membaca SMS yang ada di hape Zain “ ’[tulisan di sms hp Zain ‘to: Aleta’ tapi sama Abam ga dibaca], I love you’ cie!!... in punya pacar ga bilang-bilang lo”, dengan muka kesal Zain merebut kebali hapenya dan berkata “mau apa sih kamu?, bisanya ngacau aja!!”.  karena kejadian itu Reva sangat kaget dan tiba-tiba tidak enak hati.
Saat itu juga Reva merasa perasaannya sangat tidak enak dan kacau, karena perasaannya tidak enak Reva menyuruh Hana tetangganya datang ke rumah Abam untuk menemaninya(agar dapat menenangkan Reva bilamana terjadi hal-hal yang bisa menyesakan hati Reva), tak lama Hana pun datang ke rumah Abam. Lalu mereka Reva, Zain, Abam, Isei, Rega dan Hana, bermain dan berbincang bersama. Hari mulai sore satu per satu orang mulai pulang, lalu Reva pun pamit pulang dan berkata  pada Abam “Besok aku akan kesini lagi” Abam menjawab sambil tersenyum “Ya, datanglah kapanpun” Reva pun tersenyum pada Abam dengan senyuman khasnya, dan langsung pulang ke rumahnya.
«««
Keesokan harinya Zain sedang nongkrong di depan rumah Abam bersama Abam, lalu Reva & Hana datang. Hana langsung duduk disebelah Zain tetapi Reva malah berdiri jauh dari mereka bertiga, Reva masih memikirkan kejadia Kemarin “Apakah Zain benar-benar punya pacar?” batin Reva. Tiba-tiba Hana memanggil Reva “Reva sini!”, “Ya” jawab Reva sambil menghampiri mereka bertiga. “duduk sini, Rev!” suruh hana sambil menunjuk tempat kosong disebelah Zain, lalu Reva hanya menatap tempat itu dan pergi duduk di sebelah Abam.
“Hei! Hei.. kenapa kau duduk disitu Reva??” tanya Hana dengan nada tinggi, “aku hanya ingin duduk dekat Abam” jawab Reva sambil tersenyum lalu Abam tertawa. Tiba-tiba Rega datang dan duduk di antara Abam & Reva, lalu Rega merangkul Abam & Reva sambil berkata “Hai kawan!” lalu mimik muka Rega berubah murung sambil berkata “aku putus dengan pacarku” lalu Rega bersender pada Reva. “Hei, hei.. kamu kenapa sih?” tanya Reva, Rega tetap diam & murung, “Sudah, sudah! Tak apa, dalam sekejap kau akan menemukan pengganti mantan pacar-mu itu” kata Reva sambil tersenyum dengan senyuman khasnya, Rega terdiam beberapa saat dan memandang Reva, iapun balik terseyum pada Reva.
Karena cerita dari Rega, Abam pun tanpa berfikir langsung berbicara suatu hal yang membuat terkejut semuanya “Sepertinya disini yang langgeng hanya Aku dan Zain deh”. “memangnya kau punya pacar?!” tanya Hana dengan nada meremehkan pada Abam “PUNYA DONG!” jawab Abam tanpa ragu-ragu, “siapa tuh?” tanya Hana lagi, “Nikita Willy my princess!” jawaban Abam membuat semuanya tertawa. Karena penasaran Reva memberanikan diri bertanya pada Zain “Zain! Kamu sudah berapa lama pacaran?” semuanya terdiam penasaran, dengan sangat gugup Zain pun menjawab pertanyaan Reva “A-Aku pacaran dengan Leta sudah dari 3 tahun yang lalu...” semuanya sangat kaget mendengar jawaban Zain, Reva sampai bengong sendiri. Karena tidak percaya, Rega langsung bertanya pada Zain “Hah! Kamu serius in?”, Zain menjawab “ya! aku sangat serius, Aku akann--!” Abam langsung menyela “Awas loh kalau sampai putus! Berati kamu tidak serius” lalu Hana, Rega, dan Abam tertawa, tetapi Reva dan Zain hanya terdiam.
«««
“Hahahahaha” suara tawa Hana, Rega dan Abam terngiang di telinga Zain, Zain merasa sangat emosi karena mereka seperti meremehkan hubungannya denga kekasihnya. Dengan tiba-tiba Zain berdiri dengan mimik muka sangat marah, iapun pergi dari rumah Abam. Semua terkaget, Lalu Abam memanggil Zain “In, Zain! Mau kemana lo? Aduh gitu aja ko marah?!”
Reva semakin terdiam, “Rev, kamu kenapa?” tanya Hana, lalu yang lain pun menyusul bertanya pada Reva “Reva, kamu kenapa?” karena ditanya terus Reva tiba-tiba meneteskan airmata, semua menenangkan Reva, semuanya pun terbingung. Hana berbisik pada Rega “... Kau dekat sekali dengan Reva kan? Coba kau tanya padanya kenapa ia menangis! Aku dan Abam akan menunggu disana....” lalu Hana dan Abam pergi menjauh, Rega pun mulai bertanya pada Reva saat Reva mulai sedikit tenang. Moment~
Rega menghampiri Hana dan Abam yang sedang menunggu, sedangkan Reva pergi dari rumah Abam. “Apa katanya?” tanya Abam dan Hana penasaran, Rega pun menjawab dengan muka murung “bagaimana ya, sebenarnya Reva menyukai Zain”. Hana dan Abam ber-ekspresi kaget, “Beneran?” tanya Abam, “kata Reva tadi sih gitu” jawab Rega. “Jadi, Reva nangis karena cemburu kalau Zain sudah punya pacar, dan sudah pacaran 3 tahun lamanya?” tanya Hana memastikan, “Ya!” jawab Rega singkat, “memang sejak kapan Reva menyukai Zain?” tanya Hana.
“Sejak kelas 4 SD Reva mulai menyukai Zain” kata Rega, “berati Reva sudah menyukai Zain selama 7 tahun?!” tanya Hana dengan nada tinggi. “ya, tepat sekali!” kata Rega. “Jangan beri tahu Zain tentang semua ini!” kata Abam, “Kenapa?!” tanya Rega dan Hana “Instingku mengatakan, sebaiknya Zain tidak usah tau!” jawab Abam dengan nada tinggi. Hari pun mulai ber-lalu, mereka berlima jadi jarang kumpul bersama seperti dulu lagi, karena kejadian tersebut.
«««
 ‘tolong datang ke rumah Abam ya!’
Zain mengirimi teman-temannya sms. Semua pun datang ke rumah Abam, kecuali Reva, karena saat itu Reva sedang ada di luar kota karena suatu urusan.
Reva membaca sms dari Zain, sekarang ia sedang tidak mau memikirkan hal-hal yang ada hubungannya dengan Zain. Reva terlalu capai dan sakit hati untuk memikirkan hal-hal tentang Zain-yang saat ini telah memiliki kekasih-.
Saat semuanya sudah berkumpul di rumah Abam, Zain mulai bercerita pada semuanya. “teman-teman, dua minggu lagi aku akan pindah rumah ke kota yang sangat jauh. Ayahku ditugaskan dinas ke sana selama satu setengah tahun, aku dan keluargaku harus ikut, aku hanya ingin pamit pada kalian. Aku sungguh sedih karena harus pergi dari kalian semua, aku harap kalian tidak akan melupakanku aku akan kembali lagi kesini kalau tugas ayahku sudah selesai”. Keadan sangat hening saat Zain selesai bercerita ekspresi mereka berlima sangat tidak karuan, abam mencoba untuk memecah keheningan itu “tenang aja In, aku gabakal lupa kamu kok satu setengah tahun mah galama kita bakal nunggu kamu, tapi kalo kamu pergi gaada yang tiap hari nongkrong di rumah aku lagi dong, hahaha” Hana melanjutkan sambil tersenyum “iya In tenang aja, baik-baik ya disana harus temuin temen baru yang baik kaya kita!”. “In lama banget pindahnya bisa-bisa aku mati gara-gara kangen kamu, kamu gausah ikut ayah kamu dines deh kamu tinggal aja di rumah aku” kata Rega, “iya In lama banget tau” tambah Isei, Zain langsung menjawab “aku akan kembali kok, pokonya yang penting kalian jangan sampe ngelupain aku!”
Sore itu mereka menghabisakan waktu dengan mengobrol dan becanda bersama.
«««
Reva belum tahu bahwa orang yang ia sayangi dua minggu lagi akan pergi, pergi untuk waktu yang lama. Reva masih tidak ingin memikirkan Zain, ia masih sakit hati karena kejadian waktu itu.
Sekarang Reva sudah pulang dari luar kota. Saat Reva sedang istirahat membaringkan tubuhnya di tempat tidur, ia mulai melihat sms Zain yang lalu ‘tolong datang ke rumah Abam ya!’ “apa yang dibutuhhkan Zain sampai-sampai menyuruhku ke rumah Abam?” batin Reva. Reva sangat penasaran iapun membalas sms Zain yang sudah lama itu. Zain sedang berbaring di tempat tidurnya dan merasa gelisah karena harus berpisah dengan teman-temannya, tiba-tiba hapenya berbunyi. ia membaca sms dari Reva ‘ada apa? Apa kau membutuhkanku?’ Zain tidak membalas sms itu lalu kembali berbaring di tempat tidurnya karena merasa lelah.
Satu minggu lewat 6 hari sudah berlalu, sehari lagi Zain harus pergi. Barang-barang pindahannya sudah sangat siap, tapi hati Zain belum siap untuk pindah. Dan sampai saat itupun Reva sama sekali belum tau kalau Zain akan berpindah rumah.
Esok harinya Zain akan berangkat, tiba-tiba Zain teringat pada Reva. Iapun ke rumah Reva untuk berpamitan, saat di depan rumah Reva, Zainpun memanggil Reva “Reva..!” Reva tau betul itu suara Zain, dia masih sangat tidak ingin melihat Zain, tetapi ia juga penasaran kenapa Zain ingin bertemu dengannya, Reva sempat berfikir bahwa Zain ingin menemuinya karena Zain suka padanya.Reva pun keluar untuk menemui Zain, “ya ada apa Zain mecariku?” tanya Reva, Zainpun berkata “aku akan pindah rumah ke kota yang sangat jauh, karena urusan kerja Ayah-ku, aku hanya ingin pamit padamu” Reva sangat terkejut karena ia benar-benar baru tahu kalau Zain akan pindah. Lalu Reva bertanya lagi pada Zain “Oh, kapan kau akan berangkat?” “sekarang juga aku akan berangkat” zainpun pergi. Reva belum sempat berkata apa-apa lagi dan ia terlalu sedih karena Zain akan pergi darinya. Reva pun masuk kerumahnya dan mengurung diri di kamarnya lalu ia berfikir sejenak dalam hati.
“aku sangat sedih, kenapa Zain harus pergi secepat ini, baru-baru ini kami berdua sangat dekat kami sering mengobrol dan bermain bersama, aku baru tahu kalau dia orang yang sangat ramah. Aku tak bisa kehilangan dirinya sekarang. Mungkin waktu itu aku sangat egois, aku tidak terima bahwa Zain punya kekasih, padahal aku bisa berteman baik dengannya, aku harusnya bisa melupakan impianku menjadi kekasihnya tetapi hatiku tidak bisa menerima itu semua, mungkin kalian berfikir aku terlalu melebih-lebihkan ini, Zain bukan siapa-siapaku tapi aku menyayanginya, mencintainya, aku menyukainya, aku sudah lama menyukainya, aku sangat tidak terima Zain punya kekasih,telebih lagi Zain serius pada kekasihnya itu membuatku semakin sedih, mengapa mereka tidak ada yang mengerti pada diriku” itulah yang ada di batin Reva.
Setelah berfikir seperti itu tubuh Reva bergerak dengan sendirinya, ia keluar rumah dan melihat Zain akan masuk ke mobil untuk berangkat. Reva berlari ke arah Zain dan memeluk Zain, itu membuat Zain sangat kaget ia tidak membalas pelukan Reva dan tidak menolak pula pelukan tersebut. Zain terdiam membiarkan Reva memeluknya. Zain hanya berfikir ‘mungkin anak ini tak rela teman baiknya akan pindah rumah’, lalu Reva menangis sambil memeluk erat Zain, saat itu Zain melepaskan tangan Reva yang memeluknya dan berkata “jangan sedih aku akan kembali lagi, aku hanya akan pindah sementara, aku akan kembali satu setengah tahun lagi” Zain-pun masuk ke mobilnya dan melambaikan tangannya pada teman-temannya, Zain meneteskan setetes air mata di mata sebelah kirinya. Moment~
«««
Semua teman-temannya sangat sedih, Reva dan Abam menangis tanpa henti. Yang dibingungkan kenapa mereka harus menangis mereka masih bisa berhubungan dengan Zain lewat media sosial, jadi kenapa mereka sampai sesedih itu.
Hari-hari terasa tidak biasa semenjak Zain pergi, tetapi beberapa bulan kemudian suasana menjadi biasa. ~Mereka tidak akan pernah melupakan Zain~
«««

-Prolog End-

Terimakasih yang sudah Baca, terusannya akan aku post. ini belum selesai jadi tolong komen ya untuk ide-ide yang selanjutnya. yang udah baca ajakin temen-temennya baca juga ya, sepi banget sih blog aku.. haha iyasih blognya butut gini =)) Goodbye =)





No comments:

Post a Comment